Jumat, 23 November 2012


LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
“ALGA DI KONDANG MERAK”
Dosenpengampu :
Ainun Nikmati Laili, M.Si



Oleh :
Nama : Ika Rinda Rosana
NIM   : 11620017




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
 MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman fauna dan flora. Tumbuhan Tingkat Tinggi dan Tumbuhan Tingkat Rendah tidak jarang kita temui di tanah air ini.
Alga merupakan jenis tumbuhan tingkat rendah atau tumbuhan talus yang hidup di air tawar dan juga air laut. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang belum dapat dibedakan akar, batang dan daunnya. Tumbuhan yang berbentuk talus dimasukkan dalam divisi thallophyta.
Alga terdiri dari berbagai spesies. Untuk mengetahui macam-macam spesies dari alga perlu diadakannya PKL (Praktik Kerja Lapangan), sehingga mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengidentifikasi ciri-ciri morfologi alga maupun habitat dari masing-masing spesies alga tersebut. Dalam hal ini, maka Praktik Kerja Lapangan dengan mengamati berbagai macam alga ini dilakukan di Pantai Kondang Merak Malang Selatan. PKL ini dilaksanakan di Pantai Kondang Merak karena di dalam pantai ini terdapat banyak spesies dari alga.
Pentingnya melakukan Praktik Kerja Lapangan ini adalah agar mahasiswa mengetahui macam-macam tumbuhan tingkat rendah dari alga makroskopik. Antara lain engetahui habitat, bentuk, warna, bagian-bagian dan jenis alga tersebut.

1.2  Tujuan
·         Mengenal spesies dari divisi alga
·         Mengetahui ciri-ciri dari spesies alga
·          
1.3  Manfaat
·         Untuk mengenal spesies-spesies dari divisi alga
·         Untuk mengetahui cirri-ciri dari spesies alga

BAB II
METODOLOGI
2.1  Waktu
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada hari Kamis-Jum’at (15-16 Nopember 2012) pada zona pasang surut.
2.2  Tempat
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Pantai Kondang Merak Malang Selatan Jawa Timur.
2.3  Alat
1)         Alat tulis
2)         Buku Panduan
3)         Ice box
4)         Alat dokumentasi
5)         Plastik
6)         Toples
2.4  Bahan
1)         Sampel makroalga
2)         Larutan herbarium
3)         Es batu
2.5  Cara kerja
1)         Dambil sampel dari spesies alga yang ada di Pantai Kondang Merak pada zona pasang surut
2)         Disimpan dalam ice box
3)         Dibuat herbarium basah
1.               Direndam alga di dalam larutan fiksatif yang telah ditambahkan larutan tembaga sulfat. Perendaman selama 48 jam
·      Larutan fiksatif  untuk memfiksasi alga:  Asam asetat glacial 5 ml
             Formalin 10 ml
             Etil alcohol atau alcohol 80% 50 m
·      Larutan tembaga sulfat untuk mempertahankan warna : Tembaga sulfat 0,2 gr
            Aquades 35 ml
2.               Dibuang larutan fiksatif setelah 48 jam
3.               Diisi toples dengan alcohol 70% sebagai pengawet
4.               Dimasukkan alga ke dalam toples
5.               Ditutup toples yang berisi alga tersebut
6.               Diberi label dengan nama spesies alga 
4)         Dilakukan pengamatan





















BAB III
HASIL
3.1     Codium decorticatum

Gambar Pengamatan
Gambar Literatur

Codium decorticatum.gif

 





                        Keterangan :
1.      Panjang blade 14 cm
2.      Lebar blade 7 cm

Klasifikasi (http://www.sith.itb.ac.id) :
Kerajaan Plantae
    Divisi Chlorophyta
        Kelas Chlorophyceae
            Bangsa Bryopsidales
                Suku Codiaceae
        Marga Codium
                        Jenis Codium decorticatum
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa Codium decorticum mempunyai panjang blade 14 cm dan llebar blade 7 cm. warnanya hijau tua. Oleh karena itu ia digolongkan dalam divisi chlorophyta.
Divisi Chlorophyta yang lebih dikenal atau populer dengan sebutan alga hijau, yaitu kelompok terbesar dari alga yang terdiri dari lebih kurang 429 marga dan 6600 jenis. Anggotanya 90% hidup di air tawar, sisanya hidup di air laut dan, beberapa ada yang hidup di air payau. Alga air tawar dapat dijumpai di mana saja asalkan lembab dan cukup cahaya. Alga air laut umumnya tumbuh pada perairan yang dangkal sepanjang pantai dan sering melekat pada substrat yang keras seperti batu dan batu karang (Birsyam, 1992).
Sebaran alga hijau terdapat terutama di daerah litoral bagian atas, khususnya di belahan bawah atas daerah pasang surut, dan tepatnya pada kedalaman 10 meter atau lebih, yang habitatnya mendapat penyinaran matahari yang baik. Alga ini terdapat melimpah di perairan hangat (tropik) (Birsyam, 1992).
Menurut Gupta (1981) dalam Dewi (2006) Chlorophyta dikenal dengan ciri-ciri yang sangat khas yaitu:
1.      Mempunyai pigmen yang terdapat dalam kloroplas yang didominasi oleh  klorofil a dan b sehingga menyebabkan alga ini berwarna hijau
2.      Produk asimilasi berupa pati yang dalam pembentukkannya berhubungan dengan pirenoid
3.      Gamet mempunyai 2 atau 4 flagel tipe whiplash yang sama panjangnya terletak pada bagian anterior
4.      Reproduksi seksual isogami, anisogami, dan oogami
5.      Setiap sel mempunyai inti sejati (ada membran inti)
6.       Dinding sel terdiri atas selulosa
Reproduksi Chlorophyta dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara vegetatif, aseksual, dan seksual. Reproduksi vegetatif dapat terjadi dengan patahnya thallus atau pigmen menjadi dua atau lebih, dan setiap patahan akan tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi aseksual dengan zoospore yang dihasilkan oleh sel vegetatif yang berfungsi sebagai sporangia. Reproduksi secara seksual melalui proses plasmogami, kariogami, dan meiosis yang terjadi secara berurutan. Gamet dibentuk dalam gametangium. Sel telur dihasilkan oleh oogonium dan anterozoid yang dihasilkaan anteridium (Bold, 1978).
Thallus tegak silindris dekat pangkal, agak gepeng pada percabangan, percabangan dichotomus, agak membesar di bagian percabangan, warna hijau pekat. Membentuk rumpun yang rimbun (Bold, 1978).
Thalli silindris, halus, licin dan lunak seperti spon, warna hijau abu-abu atau kebiru-biruan, percabangan dichotormus dengan percabangan utama lebih memusat ke bagian pangkal thallus, membentuk rumpun radial yang rimbun sehingga berkesan menumpuk, thallus terjalin hijau untuk coklat kehijauan, membentuk suatu massa spons. Cabang silinder, 3 sampai 7 mm dengan diameter, melekat satu sama lain pada titik saja dengan bantal kecil seperti struktur rhizoidal. Bercabang dikotomis untuk subdichotomous, membentuk sudut lebih dari 45 tapi kurang dari 0 derajat, lebar filament medulla 42-69 m (Tjitrosoepomo, 195).
Tumbuh pada habitat batu atau pasir di daerah rataan terumbu dengan sebaran agak luas di perairan Indonesia(Bold, 1978).
Tumbuh dengan sebaran yang agak meluas, terutama di daerah terumbu. Menempel pada batu. Samudera Hindia : di Maladewa, Samudera Pasifik : dari Taiwan ke Papua Nugini, termasuk spermonde Archipelago, Indonesia dan Negara Federasi Mikronesia, timur kepulauan Hawaii. Dapat juga diketemukan antara lain di daerah perairan Pantai Selatan Jawa (Bold, 1978).
Diperoleh informasi bahwa Codium decorticatum memiliki aktivitas anti bakteri bagi E.coli. aktivitas anti bakteri bagi EPEC DII.3 mulai terlihat pada pemberian ekstrak Codium dengan konsentrasi 10 %. Penambahan konsentrasi ekstrak meningkatkan daya efektifitas antibakteri tersebut sampai konsentrasi 50 % akan nyata pada daya aktivitas antibakteri ekstrak Codium. Codium decorticatum juga dapat digunakan langsung untuk bahan makanan. Dapat bertahan hingga 10 hari dalam lemari pendingin (Bold, 1978).


3.2     Sargasum poyicystum

Gambar Pengamatan
Gambar Literatur






Sargassum polycystum.gif


Keterangan :
1.      Panjang 9 cm
2.      Lebar 4 cm
3.      Panjang holdfast 1 cm
4.      Panjang stipe 2,5 cm
5.      Panjang blade 1,5 cm
6.      Panjang air blade 1,5 cm
Klasifikasi (http://www.sith.itb.ac.id) :
    Kerajaan Plantae
        Divisi Phaeophyta
             Kelas Phaeophyceae
                 Bangsa Fucales
                       Suku Sargassaceae
                           Marga Sargassum
                                   Jenis Sargassum polycystum
           Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa Sargassum polycystum merupakan alga dengan ukuran 9x4 cm. panjang holdfastnya 1 cm, panjang stipe 2,5 cm, panjang blade 1,5 cm dan panjang air blde 1,5 cm. Sargassum polycystum masuk dalam divisi phaeophyta. Warna sebenarnya cokelat, namun pada pengamatan terlihat berwarna hijau karena sudah terkontaminasi dengan alga chlorophyta.
           Sargassum polycystum merupakan salah satu spesies dari makroalga divisi Phaeophyta. Phaeophyta secara umum memiliki bentuk thallus lembaran, bulat, atau menyerupai batang. Warna thallus coklat. Phaophyta memiliki pigmen fotosintetik klorofil a dan c, xantofil, fukoxantin, dan diatosantin. Cadangan makanan phaeophyta berupa laminarin dan mannitol. Dinding sel umumnya mengandung asa alginate dan fucinat (Bold, 1978).
            Ciri-ciri umum. Thalli silindris berduri-duri kecil merapat, holdfast membentuk cakram kecil dengan diatasnya secara karakteristik terdapat perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun (Bold, 1978).
Habitat. Sebaran. Alge yang kosmopolitan di daerah tropis hingga subtropics. Bukan merukan alge endemic perairan Indonesia, tetapi banyak ditemukan di perairan nusantara terutama di KTI (Pandey, 1985).
Di daerah tropis, sargassum, turbinaria dan hormophysa merupakan spesie penghasil alginate. Namun di Indonesia marga yang lebih umum dijumpai dan melimpah ruah adalah Sargassum dan Turbinaria(Pandey, 1985).
Sargasum terdapat teramat melimpah mulai dari air surut pada pasang surut setengah ke bawah. Alga ini hidup pada batu atau bongkahan karang dan dapat terbedol dari substratnya selama ombak besar menghanyutkannya ke permukaan laut atau terdampar di bagian atas pantai. Warnanya bermacam-macam dari coklat muda sampai coklat tua. Alat pelekatnya terdiri dari cakram pipih. Dari cakram ini muncul tungkai yang pendek silindrik yang tegak. Dari tangkai yang pendek ini muncul poros-poros silidrik panjang. Masing-masing poros ini dapat mencapai 1 m panjangnya di daerah bawah litoral dimana Sargasum hidup. Pada poros yang silindris dengan diameter 3 mm terdapat bentuk-bentuk seperti daun, kantong udara, dan cabang-cabang perkembangbiakan (Poluni, 2004).
Manfaat. Bisa dimanfaatkan sebagai bahan ekstraksi alginat. Manfaat lainnya belum diketahui. Potensi. Belum jelas. Tidak dibudidayakan (Loveless, 1989).
Menurut dr. Kurniadi, dokter di RSUD Raden Mattaher, alga terutama alga coklat mengandung besi, yodium dan mineral-mineral lainnya. Selain itu Sargassum mengandung senyawa untuk anti-bakteri, anti-tumor, anti-tekanan daraj tinggi, mengatasi gangguan kelenjar dan penyakit gondok. “Hasil penelitian alga coklat jenis Sargassum yang potensial untuk bahan makanan dan obat-obatan adalah Sargassum polycystum”, jelasnya pada Jambi Independent.
Hasil uji farmakologi, Na-alginat merupakan senyawa serat yang mudah larut dalam air, membentuk suatu larutan kental dan tidak bias dicerna oleh cairan yang disekresi dalam saluran cerna. Saat larut dalam air, serat natrium alginate membentuk kisi-kisi seperti jala yang mampu mengikat kuat banyak molekul air dan menahan zat terlarut air dengan baik. “serat yang larut dalam air dapat menurunkan kadar kolesterol secara efektif”, jelas Kurniadi lagi. Karena serat akan mengikat asam empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak dan kolesterol yang terdapat dalam system saluran cerna, lalu membawanya keluar tubuh bersama dengan tinja sehingga kada asam empedu dalam tubuh jadi berkurang.









3.3     Turbinaria ornate
Gambar Pengamatan
Turbinaria ornata2.jpgGambar Literatur
22112012036.JPG








            Keterangan :
1)      Panjang 7 cm
2)      Lebar 3 cm
Klasifikasi (http://www.sith.itb.ac.id) :
Kerajaan Plantae
    Divisi Phaeophyta
         Kelas Phaeophyceae
            Bangsa Fucales
                Suku Sargassaceae
                    Marga Turbinaria
                        Jenis Turbinaria ornata

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan  dapat terlihat jelas bahwa ukuran Turbinaria ornata  adalah 7x3 cm. warnanya cokelat dan bentuknya seperti turbin.
Turbinaria  di Indonesia telah dapat diidentifikasi sebanyak empat jenis yaitu T.ornta, T. conoides, T. murrayana, dan T. deccurens. Sebaran, habitat, dan kandungan zat kimianya hamper sama dengan Sargassum sp (Setiowati, 2007).
Turbinaria terdiri dari tiga jenis yang tercatat, T. connoides, T. decurrens, dan T.ornate. Mereka mempunyai cabang-cabang silindrik dengan diameter 2-3 mm dan mempunyai cabang lateral pendek dari 1-1,5 cm panjangnya. Ini berakhir pada sebuah reseptakel dengan pinggiran bergerigi dan garis tengahnya kira-kira 1 cm. Alga ini terdapat di pantai berbatu dan paparan terumbu (Sulisetjono, 2009).
Perbedaan dengan jenis lainnya, jenis ini memiliki daun yang umumnya seperti corong dengan pinggir bergerigi. Karakteristik jenis ini adalah pinggir daunnya membentuk bibir dengan bagian tengah daun melengkung ke dalam (Sulisetjono, 2009).
           Memiliki struktur thallus agak keras atau kaku, tebal serta tubuh yang tegak. Turbinaria ornata merupakan alga yang hidup pada karang. Rhizoid Turbinaria ornate akan terlihat menyebar pada permukaan karang di zona intertidal. Dapat hidup dalamkelompok kecil maupun ada dalam kelompok yang penyebarannya sangat luas. Sebagian besar berwarna cokelat kekuningan sampai cokelat tua dengan bintik-bintik cokelat tua (Taylor, 1960).
Tumbuh tersebar luas di perairan Indonesia terutama di perairan terumbu karang Termasuk jenis algae yang umum di dapat di perairan Indonesia (Taylor, 1960).
Turbinaria ornata merupakan alga tropis yang menyebar hamper di seluruh perairan tropis termasuk pula Indonesia dan Maluku pada khususnya. Di Indonesia, Turbinaria ornata menyebar pada beberapa daerah seperti di perairan sekitar kepulauan Riau, Lampung, Jawa Selatan, Madura, Bali, NTB, NTT, Sulawesi dan beberapa pulau di Maluku. Awalnya orang hanya memanfaatkan Turbinaria ornata sebagai bahan makanan yakni sebagai sayur-sayuran dalam kehidupan sehari-hari.
Kandungan kimianya adalah alginat dan iodine. Kandungan alginate yang dimiliki Turbinaria ornata yang diekstraksi secara maksimal sangat bernilai ekonomis. Di Maluku, Turbinaria ornata dimanfaatkan sebagai bahan baku industry, bahan baku farmasi, bahan baku kertas sampai bahan makanan. Secara umum, Turbinaria ornata hanya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran biasa yang nilai ekonomisnya masih sangat rendah (Taylor, 1960).
Kini orang mulai melirik Turbinaria ornata sebagai bahan baku industry akibat kandungan alginate yang dimilikinya. Namun sangat disayangkan perkembangan industri pemanfaatan rumput laut di Indonsia masih belum secanggih Negara-negara lain sehingga pemanfaatan sumber daya rumput laut di Indonesia sebagian besar hanya sampai pada tahap eksport bahan baku. Biasanya Turbinaria ornata dieksport ke Filipina yang kemudian akan diolah menjadi beraneka produk disana (Nontji, 1993).
Kandungan kimia yang terkandung dalam tubuh Turbinaria ornata adalah alginate dan iodine. Alginate adalah polisakarida yang berasal dari getah selaput dari alga coklat Phaeophyta. Di Indonesia alga coklat penghasil alginate yang banyak dijumpai adalah Sargassum dan Turbinaria. Namun, Turbinaria mempunyai kandungan asal alginate yang lebih tinggi (20-22%) dari Sargassum (13-18%) (Taylor, 1960).
Manfaat dari Turbiaria ornata antara lain adalah dalam bidang farmasi alginate digunakan dalam patologi pencernaan. Turbinaria ornata juga dimanfaatkan untuk bahan cetakan gigi dan bahan pembersih gigi. Alginate yang terkandung dalam Turbinaria ornata tidak mengandung racun. Jadi bias digunakan pada industry makanan seperti pada pembuatan es krim sebagai stabilisator dan mencegah terjadinya kristal es. Alginate digunakan pada makanan dingin untuk meningkatkan tekstur selama proses freez-thaw. Alginate juga digunakan sebagai lapisan kertas, industry kartun tekstil dan cat, keramik, bahan pembuat tablet, alat pengkilap, juga digunakan dalam plastic, vulcanite fiber, industri kulit imitasi, produk gelas dan industri (Nybakken, 1992).
Dalam Dewi (2006), karakteristik pada Phaeophyta sebagai berikut.
·         Pigmentasi
o   Alga coklat mempunyai klorofil a dan c, alfa dan beta karoten dan beberapa flavosantin dan leutin. Xantofil (fukosantin dan violaksantin) dalam jumlah banyak sehingga menyebabkan warna coklat sampai hijau kecoklatan. Pigmen terletak dalam plastid dengan tilakoid.
  • Cadangan makanan
o   Berupa laminarin, manitol, dan lemak. Pada beberapa jenis mengandung algin dan asam alginate sebagai komponen penyusun dinding selnya.
  • Motilitas
o   Alga coklat tidak ada yang uniseluler. Sel-sel reproduktif baik zoospora maupun gamet yang mempunuyai flagella yang umumnya terdapat pada bagian lateral yang tidak sama panjang. Flagel pada bagian anterior yang lebih panjang memiliki tipe tinsel dan pada bagian yang posterior lebih pendek memiliki tipe whiplash.
  • Dinding sel
o   Dinding sel menghasilkan asam alginat, banyak terdapat pada tipe-tipe yang disebut “kelp” dan “fukoid”. Asam alginate memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Biasanya digunakan sebagai stabilizer produk-produk komersial lainnya seperti produk “rumput laut” yang dapat dimakan.
Alga coklat banyak ditemukan pada habitat air laut dan hanya tiga jenis yang terdapat pada air tawar. Yang hidup di air laut terutama terdapat di daerah yang beriklim dingin dan tidak banyak yang terdapat di daerah tropik. Tumbuhan baik pada daerah litoral atau daerah pasang surut, tetapi tipe kelp terdapat pada perairan sublitoral. Jenis-jenis Sargasum dan Turbinaria terdapat di daerah tropik dan subtropik (Loveless, 189).












BAB IV
PENUTUP
4.1     Kesimpulan
       Berdasarkan pengamatn yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa spesies alga yang ditemukan di Pantai Kondang Merak antara lain adalah :
1)      Codium decorticatum
Merupakan spesies dari divisi chlorophyta. Habitatnya di  batu atau pasir di daerah rataan terumbu dengan sebaran agak luas di perairan Indonesia. Dapat bermanfaat untuk bahan makanan dan dapat bertahan hingga 10 hari dalam lemari pendingin.
2)      Sargassum polycystum
Habitat sebaran, ditemukan di daerah tropis hingga subtropics. Manfaat. Bisa dimanfaatkan sebagai bahan ekstraksi alginat.
3)      Turbinaria ornate
Tumbuh tersebar luas di perairan Indonesia terutama di perairan terumbu karang Termasuk jenis algae yang umum di dapat di perairan Indonesia.
4.2        Saran
Alangkah baiknya jika identifikasi dilakukan di tempat PKL / Pantai Kondang Merak agar lebih mudah mengetahui nama dari spesies, serta agar spesie yang diamati masih terlihat segar. Untuk proses identifikasi lebih baik jika didampingi oleh asisten agar praktikan lebih mudah dalam mengidentifikasi.









DAFTAR PUSTAKA
Birsyam,Inge, 1992, Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB
Bold, 1978,Intruduction to the algae, Structur and Reproduction. New Delhi: Prentice Hall Of India
Dewi, Puspita. 2006. Keanekaragaman Alga Makroskopis Pada Zone Litoral di Beberapa Pantai Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Jakarta : Gramedia
Loveless, A.R. 1989. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 2. Jakarta: Gramedia
Nontji, A. 1993, Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT Gramedia
Pandey, S. N. 1995. A textbook of Algae. Jakarta: Vikas Publishing
Polunin, Nicholas. 2004. Pengantar Geografi Tumbuhan. Yogyakarna. UGM Press
Setiowati. 2007. BIOLOGI. Jakarta :Erlangga
Sulisetjono. 2009. Alga. Malang: UM Press
Taylor, W. R. 1960. Marine Algae of the Eastern Tropical and Subtropical Coast of the Americans.
       New York: Ann Akbor University of Michigan Press
Tjitrosoepomo. 1995. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta. UGM Press






LAMPIRAN
Dokumentasi di Pantai Kondang merak


Dokumentasi di Pantai Kondang Merak









Tidak ada komentar:

Posting Komentar