Senin, 03 Juni 2013
Laporan KKL Purwodadi Taksonomi Tumbuhan Tinggi
LAPORAN
KULIAH KERJA NYATA (KKL)
TAKSONOMI
TUMBUHAN TINGGI DI KEBUN RAYA PURWODADI
Dosen
Pengampu :
Ainun
Nikmati Laily, M.Si
Sulisetjono,
M.Si
Oleh
:
Nama Ika Rinda
Rosana
NIM 11620017
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Taksonomi
tumbuhan merupakan suatu ilmu yang mengkhususkan diri dalam kegiatan
identifikasi tumbuhan serta penempatan dan pemberian nama bagi tumbuhan.
Kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan morfologi dan anatomi tumbuhan
yang dimaksud. Karena klasifikasi tumbuhan adalah proses penempatan tumbuhan ke
dalam tingkatannya masing masing berdasarkan persamaan ciri-ciri yang tampak.
Kebun Raya
Purwodadi merupakan Kebun botani (atau taman botani) atau suatu lahan yang
ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi,
penelitian, dan konservasi exsitu (di luar habitat). Selain untuk
penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan
bagi pengunjung. Arboretum adalah semacam kebun botani yang mengkoleksi
pepohonan. Hal inilah yang mendorong praktikan untuk memilih Kebun raya
Purwodadi sebagai lahan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sehingga sangat cocok dalam
menambah wawasan keilmuwan praktikan dalam keanekaragaman tanaman.
Dalam Al qur’an
dijelaskan dalam surat Al An’am ayat 95
إِنَّ
اللّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ
الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ذَلِكُمُ اللّهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ ﴿٩٥﴾
095.
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang
hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu
masih berpaling?
Ayat diatas
menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan bebagai macam tumbuhan di bumi
sehingga manusia mampu untuk mempelajari kenekaragaman tumbuhan yang telah
Allah ciptakan. Hal ini juga lah yang membuat manusia harus selalu bersyukur
atas nikmat yang selalu Ia berikan.
Tectona grandis
merupakan salah satu tanaman yang ada di dalam Kebun Raya
Purwodadi. Alasan praktikan mengambil spesies ini adalah karena sesuai dengan
pengetahuan praktikan, manfaat yang terkandung dari spesies ini banyak sekali,
mulai dari batang dan daunnya.
1.2
Tujuan
Tujuan dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini adalah :
1.
Praktikan
mampu mengetahui berbagai spesies tumbuhan yang ada di Kebun Raya Purwodadi
2.
Praktikan
mampu mengidentifikasi salah satu spesies yang ada di dalam Kebun Raya
Purwodadi secara khusus
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian
Kebun Raya
Kebun botani (atau taman botani) adalah
suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang
ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ (di
luar habitat). Selain untuk penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai
sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Arboretum adaalh
semacam kebun botani yang mengkoleksi pepohonan (Indrawan, 2009).
Dalam kebun botani, tumbuhan koleksi dipelihara
dan diberi keterangan nama dan beberapa informasi lainnya yang berguna bagi
pengunjung. Dua tambahan penting bagi suatu kebun botani adalah perpustakaan dan herbarium. Keduanya
diperlukan untuk kegiatan penelitian dan dokumentasi. Identifikasi/klasifikasi
adalah hal yang umum dilakukan di kebun botani. Kebun botani dapat pula
memiliki bangunan khusus untuk menumbuhkan koleksi yang tidak dapat hidup pada
iklim alami tempat itu atau memerlukan perawatan khusus. Bangunan khusus ini
dapat berupa rumah kaca atau klimatron dan iklim
buatan dapat dibuat di dalamnya (Indrawan, 2009).
Umumnya kebun botani dapat dikunjungi umum.
Pemilik kebun botani dapat suatu lembaga tertentu, negara, maupun perorangan.
Namun demikian, tidak semua kebun botani dibuka untuk umum, contohnya Chelsea Physic Garden
(Indrawan, 2009).
Kebun botani di Indonesia tidak
banyak. Kebun botani milik negara di Indonesia memakai nama "Kebun
Raya" karena ukurannya yang luas. Di bawah LIPI/negara terdapat empat
kebun botani, yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, [[Kebun Raya Purwodadi]] (di
utara Malang),
dan Kebun Raya Eka Karya Bali di Bedugul, Bali. Puspiptek
Serpong juga memiliki Kebun Botani Puspiptek Serpong.Taman Buah Mekarsari adalah
kebun botani yang mengkhususkan diri bagi tanaman buah-buahan. Di Tawangmangu juga terdapat taman
koleksi tanaman obat-obatan milik Balittro
(Indrawan, 2009).
2.2
Sejarah
Kebun Raya Purwodadi
Kebun
Raya Purwodadi adalah
sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia.
Luasnya mencapai 85 hektar dan memiliki sekitar 10.000 jenis koleksi pohon dan
tumbuhan (Indrawan, 2009).
kebun
raya Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. Lourens
Gerhard Marinus Baas Becking atas
prakarsa Dr. Dirk Fok van Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai
pemekaran dari Stasiun Percobaan 's Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun
Raya Bogor. Kebun ini merupakan salah satu dari tiga cabang Kebun Raya
Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi
spesifik. Kedua cabang lainnya adalah Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Eka Karya Bali. Pengelolaan
seluruh Kebun Raya ini berada di bawah tanggung jawab Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(Indrawan, 2009).
Mula-mula
kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman perkebunan. Kemudian
pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar perkebunrayaan yaitu dengan
dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Sejak tahun 1980 sebagian
tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang menganut klasifikasi sistem
Engler dan Pranti. Dalam perkembangannya diharapkan Cabang Balai Kebun Raya
Purwodadi akan menjadi pusat konservasi dan penelitihan tumbuhan iklim kering
di daerah tropis (Indrawan, 2009).
2.3
Koleksi
tumbuhan di Kebun Raya Purwodadi
Data dari Kebun Raya Purwodadi menyebutkan,
koleksi tumbuhan di kebun raya seluas 85 hektare ini, terdiri dari 11.516
spesimen yang terbagi dalam 169 suku dan 1864 jenis (Indrawan, 2009).
Kebun Raya Purwodadi yang salah satu tupoksinya
adalah konservasi memiliki beberapa koleksi tanaman baik langka maupun tidak
langka dari seluruh indonesia yang terus menerus berusaha dibudidayakan dan
ditambah koleksinya. Eksplorasi untuk menemukan dan mengkonservasi jenis-jenis
yang masih murni terus kami lakukan untuk melindungi flora indonesia. Adapun
beberapa koleksi utama Kebun Raya Purwodadi adalah (Indrawan, 2009):
2.3.1
Anggrek
Ditempatkan di rumah kaca yang kondisinya
disesuaikan dengan habitat alaminya. Ada sekitar 2.344 spesimen anggrek alam
yang terdiri atas 319 jenis, 69 marga, dan 277 masih sp.. Sekitar 7 jenis
merupakan anggrek endemik Jawa Timur seperti Appendicula imbricata, Dendrobium
arcuatum, Paphiopedilum glaucophyllum (anggrek selop), dan lain-lain. Sedangkan
yang terancam keberadaannya di alam antara lain Ascocentrum miniatum,
Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Coelogyne pandurata (anggrek hitam) asal
Kalimantan dan lain-lainnya.
2.3.2
Bambu
Sekitar 30 jenis bambu telah dikoleksi Kebun Raya
Purwodadi, 16 jenis berasal dari Jawa, 2 jenis dari Maluku, 2 jenis dari
Sulawesi, dan 10 jenis dari beberapa negara Asia (Cina, Jepang, Thailand,
India, dan Birma). Gigantochloa manggong (Bambu Manggong) merupakan bambu
endemik Jawa Timur , Gigantochloa apus (pring apus) sering dipergunakan untuk
mebel, kerajinan atau atap rumah, Dendrocalamus asper (pring petung) rebungnya
untuk dimakan, dan Schizostachyum silicatum (pring wuluh) untuk seruling.
2.3.3
Polong-polongan
Digolongkan menjadi 3 suku yaitu Mimosaceae,
Caesalpiniaceae, dan Papilionaceae. Ada 157 jenis dari 70 marga yang termasuk
dalam suku-suku tersebut. Berbagai jenis polong-polongan dimanfaatkan sebagai
tanaman hias seperti jenis-jenis dari marga Amherstia, Brownea, Cassia, Senna,
dan Saraca.Selain itu, beberapa jenis dimanfaatkan juga kayunya untuk bangunan
seperti Sono Keling(Dalbergia latifolia) dan Wangkal(Albizia procera), tanaman
penghijauan dan tepi jalan seperti Angsana (Pterocarpus indicus), Akasia
(Acacia auriculiformis) dan Soga (Peltophorum pterocarpum). Ada pula yang
dimanfaatkan sebagai tanaman obat seperti Johar (Senna siamea), Kedawung
(Parkia timoriana), Dadap srep (Erythrina subumbrans), dan Dadap ayam
(Erythrina orientalis).
2.3.4
Paku
Koleksi ini ditata di bawah pepohonan besar dan
rindang, karena tumbuhan ini membutuhkan tempat rindang dan lembab. Koleksinya
mencapai 60 jenis, 36 marga dan 21 suku. Diataranya Paku Sarang Burung
(Asplenium nidus), Suplir (Adiantum trapeziforme), Paku Hata (Lygodium
circinnatum), dan Paku Tanduk Rusa/Simbar Menjangan (Platycerium coronarium).
Ada beberapa manfaat tumbuhan paku, diantaranya sebagai sayur (Athyrium
esculentum), tanaman hias (Asplenium sp., Adiantum sp.), obat (Equisetum
debile), media anggrek (Cyathea contaminans), dan bahan kerajinan (Lygodium
circinnatum).
2.3.5
Pisang
Koleksi pisang di Kebun Raya Purwodadi terdapat
sekitar 316 spesimen, 114 kultivar dari 4 jenis induk silangan. Diantara
koleksinya adalah Musa acuminata, M. balbisiana (Pisang Klutuk Wulung/Pisang
Hitam) yang merupakan jenis liar yang berperan sebagai induk silangan
pisang-pisang kultivar di Indonesia. Salah satu pisang kultivar kebanggaan
Kebun Raya Purwodadi adalah Pisang Kates, Tongkat Langit berasal dari Maluku
dengan keistimewaan pisangnya besar garis tengah 6 cm menjulang ke langit.
2.3.6
Tanaman
obat
Terletak di petak XIV G dan V A, ditata sedemikian
rupa hingga berfungsi sebagai taman yang menarik untuk dinikmati. Diantara
koleksinya adalah Pace (Morinda citrifolia), buahnya untuk obat batuk dan
tekanan darah tinggi, Daun ungu (Graptophyllum pictum), daunnya untuk obat
ambeien, Widoro upas (Merremia mammosa), umbinya untuk obat kencing manis,
Sembung (Blumea balsamifera) daunnya untuk obat asma, sakit jantung, Wudani (
Quisqualis indica) daunnya untuk obat cacing dan lain-lainnya.
2.3.7
Taman
Koleksi tanaman taman Kebun Raya Purwodadi terdiri dari
beberapa tanaman hias diantaranya adalah palem, bougenvile, kaktus, dan tanaman
hias lain yang ditata secara cantik menjadi sebuah taman yang akan membuat anda
betah menikmati keanggunan dan keindahanya.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu
dan Tempat
Kuliah Kerja Nyata (KKL) Taksonomi
Tumbuhan tinggi ini dilaksanakan pada hari sabtu, 25 Mei 2013 pukul 09.00-14.00
di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan.
3.2
Alat
dan Bahan
1.
Alat
tulis
2.
Dokumentasi
3.
loupe
3.3
Cara
Kerja
1.
Diamati
seluruh bagian spesies (batang, daun, bunga, buah, biji dan akar).
2.
Diamati
menggunakan loue bagian yang kecil.
3.
Difoto
tiap bagian dari spesies.
4.
Dicatat
dan dibuat laporan dari hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar
Gambar Tangan
|
Photo
|
Gambar
Literatur
|
|||
|
|
(Zaki, 2011) |
|||
|
|
(Zaki, 2011)
|
|
|
(Zaki, 2011)
|
|
|
(Zaki, 2011)
|
Keterangan:
Gb. 1. Batang Tectona grandis
1.
Warna
cokelat muda
2.
Kulit
terkelupas
3.
Pepagan
segi 4
4.
Banir
Gb. 2. Daun Tectona grandis
1.
Ujung
daun
2.
Tepi
daun
3.
Tangkai
daun
4.
Tulang
daun
5.
Urat
daun
6.
Urat
daun ketiga
Gb. 3. Biji Tectona grandis
ü Biji berwarna cokelat
Gb. 4. Bunga Tectona grandis
ü Tidak ditemukan bunga karena sudah musim berbuah
4.2 Klasifikasi
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas Asteridae
Ordo Lamiales
Famili Lamiaceae
Genus: Tectona
Spesies: Tectona grandis L.f. (www.plantamor.com)
Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas Asteridae
Ordo Lamiales
Famili Lamiaceae
Genus: Tectona
Spesies: Tectona grandis L.f. (www.plantamor.com)
4.3 Morfologi
Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan terhadap Tectona grandis , habitatnya di tanah dan berhabitus
perdu. Batang Tectona grandis mempunyai banir, yaitu bagian bawah batang
yang menonjol keluar yang merupakan akar yang memperkuat batang dan tumbuh di
atas tanah. Kulit batangnya terkelupas dan
warnanya coklat muda.
Pengamatan praktikan sesuai dengan sebuah
literature (Maheldaswara, 2009) yang menyatakan bahwa pohon berukuran
sedang sampai besar, tingginya mencapai 50 m, memiliki batang yang lurus dan
percabangan terjadi setelah ketinggian batang mencapai 20(-25) m, dengan garis
tengah batang 150(-250) cm, terkadang terdapat akar banir pendek di bagian
dasar batang, permukaan batang pecah memanjang, berwarna coklat keabuan, bagian
kulit dalam batang berwarna kemerahan bergetah lengket, daun berbentuk bulat
telur lebar, panjang (11-)20-55 cm dan lebar (6-)15-37 cm.
Pepagan dari
pohon Tectona grandis adalah bersegi 4 dan menyudut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Pramono (2008) yang menyatakan bahwa bentuk dahan
bengkok-bengkok dan berlekuklekuk, bercabang banyak dengan ranting-ranting yang
kasar, berpenampang empat persegi dan berbulu banyak.
Jati adalah
sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi.
Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40m. Pohon jati (Tectona
grandis) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian
40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai
ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter (Pramono,2008).
Pohon jati yang
dianggap baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, dan
sedikit cabangnya. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur
lebih daripada 80 tahun (Sumarna, 2010).
Pohon besar
dengan batang yang bulat lurus, tinggi total mencapai 40 m. Batang bebas cabang
(clear bole) dapat mencapai 18-20 m. Pada hutan-hutan alam yang tidak
terkelola ada pula individu jati yang berbatang bengkok-bengkok. Sementara
varian jati blimbing memiliki batang yang berlekuk atau
beralur dalam; dan jati pring (Jw.,
bambu) nampak seolah berbuku-buku seperti bambu. Kulit batang coklat
kuning keabu-abuan, terpecah-pecah dangkal dalam alur memanjang batang.dan
seringkali masyarakat indonesia salah mengartikan jati dengan tanaman jabon ( Antocephalus
cadamba) padahal mereka dari jenis yang berbeda (Pramono, 2008).
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan terhadap tumbuhan Tectona
grandis, daunnya merupakan daun tunggal dan tersusun berhadapan. Bentuknya
bulat telur berbalik dan teksturnya kasap dan kasar. Pada tangkai daun masih
terdapat lembaran daun sehingga tangkainya disebut tangkai decurrent. Tulang
daun bagian atas rata agak menonjol sedangkan tulang daun bagian bawah menonjol
dan tulang daun ketiga menangga.
Pernyataan di
atas diperkuat oleh literature (Sumarna, 2010) yang menyatakan bahwa daun dari Tectona
grandis adalah daun berhadaan, berpucuk lancip dan bertangkai pendek.
Bagian atas hijau kasar, bagian bawah daun hijau kekuning-kuningan, berbulu
halus. Dengan diantaranya rambut-rambut kelenjar merah mengembung, kalau
dirusak daunnya menjadi merah.
Berdaun besar,
yang luruh di musim kemarau. Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan
dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa. Daun umumnya besar, bulat telur
terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon
berukuran besar, sekitar 60-70 cm × 80-100 cm, sedangkan pada pohon tua
menyusut menjadi sekitar 15 × 20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut
kelenjar di permukaan bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan
mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila
diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol di
buku-bukunya (Sumarna, 2010).
Di Jawa Timur,
masyarakat Pulau Bawean menyeduh daun jati untuk menghasilkan bahan pewarna
coklat merah alami. Orang Lamongan memilih menyeduh tumbukan daun mudanya.
Sementara itu, orang Pulau Madura mencampurkan tumbukan daun jati dengan asam
jawa. Pada masa itu, pengidap penyakit kolera pun dianjurkan untuk meminum
seduhan kayu dan daun jati yang pahit sebagai penawar sakit (Sumarna, 2010).
Daun jati dimanfaatkan secara tradisional di
Jawa sebagai pembungkus, termasuk pembungkus makanan. Nasi yang dibungkus
dengan daun jati terasa lebih nikmat. Contohnya adalah nasi jamblang yang
terkenal dari daerah Jamblang, Cirebon
(Sumarna, 2010).
Daun jati juga
banyak digunakan di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai
pembungkus tempe
(Sumarna, 2010).
Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan oleh praktikan terhadap bunga Tectona grandis, bunganya
merupakan perbungaan majemuk dan merupakan bunga terminal berkarang. Hal ini
dinyatakan juga oleh Gembong (2010) bahwa susunan bunga pada Tectona grandis
adalah terminal, bulir-bulir bercabang tersusun, berbulu halus, panjang 40-70 cm
dan lebar 55-80 cm dengan banyak sekali bunga-bunga kecil, putih, berkelamin
dua.. pada musim berbunga menyebabkan tajuk berwarna keputih-putihan.
Perbungan berukuran panjang 40 cm dan
lebar 35 cm; tiap bunga berukuran 3-6 mm, daun-daun kelopak berbentuk lonceng,
daun-daun mahkota berbentuk putih dan merah jambu pada daun mahkotanya (Steenis, 2010).
Pohon jati juga menghasilkan
bergugus-gugus bunga keputihan yang merekah tak lama setelah fajar. Masa
penyerbukan bunga jati yang terbaik terjadi di sekitar tengah hati —setiap
bunga hidup hanya sepanjang satu hari. Penyerbukan bunga dilakukan oleh banyak
serangga, tetapi terutama oleh jenis-jenis lebah (Maheldaswara, 2009).
Pengamatan
terakhir yang dilakukan oleh praktikan adalah pengamatan tentang buah dari Tectona
grandis. Buah pada Tectona grandis adalah merupakan buah kering atau
buah batu.
Buah berbentuk bulat agak gepeng, 0,5 – 2,5 cm,
berambut kasar dengan inti tebal, berbiji 2-4, tetapi umumnya hanya satu yang
tumbuh. Buah tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang melembung menyerupai balon kecil.
, buah jati mempunyai kulit tebal dan tempurung yang keras (Gembong, 2010).
Buahnya
berkulit keras, bulat agak berkeping dengan garis tengah 5-34 mm dengan inti
beruang 3, 4, 6 atau 7 berwarna putih dan sangat keras. Pada dasarnya terdapat
4 lubang kecil yaitu ujung alur-alur ini yang menyatu di tengah-tengah inti.
Biasanya buah berbenih satu, jarang berbenih dua dan hamper tidak pernah
berbenih tiga atau empat. Buahnya masak dalam musim kering yang berikutnya dan
jatuh pada musim kemarau atau pada awal musim hujan berikutnya, hasil biasanya
banyak tapi tidak sama tiap tahunnya (Sumarna, 2010).
Susunan
akar di waktu muda bisa dikatakan cepat pertumbuhannya, dalam hal ini jati
termasuk jenis cepat tumbuhnya. Tidak lama akar tunggangnya bercabang-cabang
sehngga akar pokok tidak nyata lagi. Akar-akar yang tumbuh ke samping membuat
cabangcabang pula yang arahnya tegak lurus ke bawah. Bila keadaan tanahnya baik
(aerasi baik, tanahnya, air tanah dalam) susunan akar dapat mencaa 1,5-2 m,
kadang-kadang 3 m kedalamannya. Apabila tanah dalam keadaan tidak baik, susunan
akarnya dangkal sekitar 70-80 cm (Sumarna, 2010).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan, dapat disimpulkan bahwa :
ü Di kebun raya purwodadi ditemukan berbagai tumbuhan antara lain
anggrek, bamboo, polong-polongan, paku-pakuan, pisang-pisangan dan tanaman
obat.
ü Tectona grandis merupakan tanaman pohon, kulit batangnya terkelupas dan warna
batangnya cokelat muda. Batangnya mempunyai banir dan epagannya bersegi 4
(menyudut). Tectona grandis mempunyai daun tunggal berbentuk bulat telur
berbalik, teksturnya kasar dan tangkainya decurrent. Susunan daun Tectona
grandis adalah berhadapan. Tulang daun bagiat atas daun agak menonjol sedangkan
bagian bawah sudah menojol dan tulang daun ketiganya menangga. Bunga dari Tectona
grandis adalah terminal berkarang dan perbungaannya majemuk. Buahnya batu
atau berbuah kering.
5.2 Saran
KKL Purwodadi sudah berjalan
dengan baik. Namu alangkah lebih baik jika ketika praktek lapangan, praktikan
mengamati seluruh tanaman di lapangan tersebut. Sehingga praktikan lebih
memahami tentang keanekaragaman tanaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Indrawan, Mochammad, dkk. 2009. Biologi
konservasi. Yogyakarta: Buku Obar press
Maheldaswara, Daru. 2009. Tanaman
Jati Emas. Jakarta: Seri Budi Daya
Pramono, agus Astho, dkk. 2008. Pengelolaan
Jati Rakyat Panduan Lapangan Untuk Petani. Jakarta: Erlangga
Steenis, van. 2006. Flora. Jakarta: pradya Paramita
Sumarna, Yana. 2010. Budi Daya
Jati. Bogor: Panduan Swadaya
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi
Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: UGM press
http://zaki.blogspot.com/2011/07/laporan-kkl-purwodadi.html
Langganan:
Postingan (Atom)